Selasa, 22 Juli 2008

NOVA MENGAPA TEGA REBUT MILIK NOVI?

Cerita si kembar bagai pinang dibelah banyak dan diinjak-injak…

Ini adalah cerita tentang si kembar Nova dan Novi, keduanya dilahirkan hanya selisih beberapa menit saja, Nova keluar dari rahim ibu hanya beberapa menit lebih cepat dari Novi. Kemudian, keduanya dibesarkan oleh dua ibu yang berbeda. Novi dibesarkan oleh orang tua kandungnya, sedangkan Nova dibesarkan oleh orang tua yang secara teknis adalah paman dan bibinya. Perbedaan lingkungan keluarga membuat keduanya serupa namun tak sama. Novi yang diasuh tanpa kasih sayang seorang ayah kemudian menjadi manja dan keras. Berbeda dengan Novi, Nova kemudian memiliki adik tiri yang membuatnya bisa berpikir lebih dewasa.

Sebagaimana orang kembar lainnya, Nova dan Novi memiliki kemiripan fisik yang sulit dibedakan, namun keduanya dibesarkan di kota yang berbeda sehingga tak banyak orang yang tahu kalau Nova ataupun Novi terlahir kembar. Orang yang mengenal Novi tak mengenal Nova, orang yang mengenal Nova pun tak mengenal Novi. Ketika salah satu dari saudara kembar itu sakit maka satu yang lain akan ikut merasakan sakitnya.

Hal itu menjadi berbeda ketika Novi menganggap Nova telah merebut sesuatu yang menjadi miliknya… Cinta… Sebelum Nova datang, Novi telah bertunangan dengan seorang pria. Namun, si pria menjadi lebih menyayangi Nova daripada Novi. Apa salah Novi?

Kalau ada yang mengatakan cinta itu membutakan, mungkin ini salah satunya, ketika Nova pada akhirnya pun menerima dan membalas perasaan si Pria hingga keduanya menjadi benar-benar mabuk cinta. Apakah Nova tidak merasakan sakitnya perasaan kembarannya lagi? Ataukah Novi yang terlalu egois tidak bisa menerima tumbuhnya cinta pada saudara kembarnya dan pria yang dicintainya?

Pertunangan dibatalkan…

Hubungan keluarga terceraiberaikan…

Saudara jadi ancaman…

Bagian manakah cinta sebenarnya?

Bagian ketika Novi mengikhlaskan si pria?

Bagian ketika Nova dan si Pria mulai menyadari perasaan keduanya?

Bagian manapun itu… cinta mereka adalah cerita… yang mampu membuat bahagia dan gila…

Selasa, 08 Juli 2008

MELANGGAR HUKUM

Kejar Daku Kau Ku-Tilang

Beberapa tips berkelit dari tilang dan pelanggaran-pelanggaran

>>Oleh : R. A. Hartyanto


Siapa orang paling menjengkelkan selain pengemis dan anak-anak jalanan di perempatan ? hampir separuh dari kita pasti akan menjawab “Polisi lalu-lintas”. Awalnya, mereka memang menjadi begitu sabar, perhatian dan baik hati mau mengatur arus lalu-lintas di pagi hari. Namun agak siang sedikit, ketika peluh sudah mulai berkucuran, peluit sudah menempel di mulut, surat tilang sudah di tangan dan ketika jarinya sudah menunjuk pengguna jalan maka mereka seperti berubah menjadi monster paling menakutkan yang lihai mencari kesalahan orang.

Mulai dari salah arah, keluar dari marka jalan, menerobos lampu merah, kelengkapan berkendara yang kurang hingga tipe helm yang dipakai pun menjadi alasan untuk memberikan tilang. Bahkan tidak jarang sebuah kecelakaan dijadikannya ladang uang. Untuk itu berikut ini ada beberapa tips dan trik yang mungkin bisa diterapkan untuk mengelabuhi Polisi lalu-lintas.

Berpura-puralah seperti sedang kebingungan.

Ketika kita salah arah, dan di seberang jalan Polisi sudah meniup peluit keras-keras, segera berpura-puralah seperti kita sedang kebingungan mencari alamat seseorang. Saat-saat seperti ini biasanya Polisi justru sok tahu dan sok pahlawan menunjukkan arah jalan yang kita tanyakan tadi. Usahakan penjelasan Polisi sepanjang-lebar mungkin sehingga tidak memberikan kesempatan untuk merogoh surat tilang di kantongnya. Setelah penjelasan berakhir, segera pamit untuk meneruskan perjalanan dan jangan lupa sedikit senyuman dan ucapan terima kasih.

Kambing hitamkan pengendara yang lain

Ketika kita akan ditilang dengan pelanggaran melampaui batas kecepatan maksimum, katakan bahwa kita sedang hendak mengejar pencuri sepeda motor, pencopet, pelaku tabrak lari atau apa saja yang masuk akal. Siapa tahu kita akan diberi bintang jasa atas usaha dan keberanian kita untuk menumpas kejahatan.

Jadikan kartu mahasiswa sebagai alasan

Biasakan untuk selalu membawa kartu mahasiswa atau surat-surat penting lainnya yang berhubungan dengan kampus sehingga kita bisa mengatakan bahwa kita sedang terburu-buru untuk mengikuti ujian akhir semester. Besar kemungkinan Polisi memaklumi dan memaafkan kesalahan kita.

Pasang wajah mengharukan

Yang terpenting ialah berlatihlah untuk bisa memainkan mimik wajah kita menjadi begitu menyedihkan, kalau perlu menangislah sekeras mungkin sampai mereka merasa bising dan risih atau bahkan beberapa Polisi yang memiliki jiwa kebapakan tidak jadi memberikan surat tilang, tapi syaratnya kita harus mau dinasehati dulu (biasa… bapak-bapak!)

Siapkan uang receh di dompet

Langkah terakhir, bisakanlah untuk membawa uang receh atau pecahan ribuan di dompet, hal ini untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu kita berhadapan dengan Polisi yang menganut aliran tilang damai (tilang langsung bayar). Jatuhkan dompet kamu, hal ini dimaksudkan agar Polisi tadi blingsatan sebab malu kalau sampai kelihatan oleh pengendara lain yang melintas bahwa kita hendak membayar tilang langsung. Yakinkan Polisi tadi jika uang yang ada di dompet kita memang benar-benar tinggal uang receh dan pecahan ribuan. Bagi yang tidak biasa membawa uang cash, justru bisa dijadkan senjata untuk berkelit dari tilang. Tawarkan pembayaran melalui kartu kredit, maka dapat dipastikan Polisi lalu-lintas tadi tidak membawa alat gesek kertu kredit (memangnya kasir ?). Tapi jika di dompet kita tidak ada uang pas, maka ikhlaskanlah dan percayalah Tuhan akan membalas kebaikan kita dengan rezeki yang sebanding. Namun jangan lupa minta juga kembaliannya, Polisi semacam ini biasanya sudah menyiapkan uang receh untuk kembalian.

Itulah sedikit tips untuk menghindar dari tilang. Sesekali memang perlu bagi kita untuk melanggar hukum sebab hukum diciptakan untuk mereka yang melanggar, kalau tidak ada yang melanggar maka hukum tidak ada kerjaan donk..! Lagipula tidak semua Polisi melaksanakan tugasnya atas nama hukum, ada juga Polisi yang memang sengaja mencari keuntungan atas title yang disandangnya, mungkin untuk mengganti modal yang dulu sudah banyak dihabiskan untuk bisa masuk Akademi Kepolisian.

CURANMOR

Maling Enggan "Modifikasian"

>>Oleh : R. A. Hartyanto



Biasanya para pemilik kendaraan bermotor sering mengesampingkan penampilan dan kondisi “tunggangannya”, terlebih pada pemilik kendaraan bermotor roda dua. Kebanyakan dari mereka hanya mengambil manfaat dari keberadaannya tanpa memperhatikan kebutuhan perawatan. Barulah ketika maling mengambil secara paksa motornya, rasa kehilangan dan penyesalan kerap berkecamuk dalam hati. Bagi para penghobi modifikasi motor, hobi merawat motor ini dapat menjadi senjata penolak dari ancaman pencurian. Bahkan hendaknya pihak yang berwajib menyarankan agar pemilik kendaraan bermotor mau memodifikasi atau setidaknya memperhatikan perawatan dan pemeliharaan kendaraannya, sebab terbukti maling enggan mencuri motor yang berbau modifikasi.

Pembuktian pertama dapat dilihat pada motor dengan body trondol / pretelan yang sebagian besar onderdil / suku cadangnya sudah bukan bawaan pabrik lagi. Motor seperti ini atau lebih kerennya disebut Mojang (motor telanjang) karena yang terlihat hanya rangka besi, mesin dan kedua karet bannya biasanya memiliki harga jual dibawah harga motor bekas di pasaran. Para penadah motor hasil curian pun kebanyakan tidak mau menerima barang dengan kondisi seperti itu. Sebelumnya mereka pasti sudah memperhitungkan perbandingan resiko yang akan diterima dengan hasil yang akan diperoleh. Resiko tinggi dengan hasil yang kecil, maling sepeda motor pasti enggan untuk mencurinya.

Pembuktian kedua, motor yang dimodifikasi dengan shock absorber berposisi rebah / ceper menjadi pilihan yang wajib dihindari oleh maling kendaran bermotor. sebab jarak antara mesin dan aspal yang semakin pendek menyulitkan maling untuk melarikan diri. Jika motor ber-shock absorber ceper hanya mampu berjalan dengan kecepatan kisaran antara 40-60 km/jam, bisa dibayangkan berapa waktu yang dibutuhkan seorang maling untuk melarikan motor tersebut ? dan bisa dibayangkan pula bagaimana repotnya bila ditemui banyak “polisi tidur” di jalan itu.

Pembuktian ketiga, motor dengan warna yang sudah dimodifikasi / dicat ulang memberikan ciri penanda tersendiri bagi pemiliknya sehingga motor mudah dikenali dan keberadaannya senantiasa terindentifikasi. Selain perubahan pada warna, hal ini juga bisa dilihat pada penambahan aksesoris-aksesoris lain seperti penggantian sistem tromol menjadi sistem orbital wheel drive. Dijamin maling motor segera memalingkan muka saat menemui motor dengan ubahan seperti itu.

Dari pembuktian-pembuktian tersebut sudah menunjukkan seberapa besar sisi positif lain dari modifikasi motor, selain dari segi kenyamanan juga dari segi keamanan yang menyebabkan maling enggan mencuri motor yang sudah dimodifikasi. Setidaknya hal ini juga perlu dijadikan pertimbangan bagi produsen-produsen / dealer motor untuk meluncurkan produk tipe full modifikasi seperti pemakaian lingkar karet ban berprofil tipis, candy tone’s colour dsb. Sehingga konsumen tidak hanya nyaman berkendara tetapi juga aman berkendara.